Hohoho, setelah vakum ngeblog selama seminggu lebih dengan alasan ngerjain TA, sekarang mau cerita-cerita dikit tentang pengalaman ber-busway.

Setelah menunda beberapa hari buat belanja komponen elektronik, akhirnya hari ini membulatkan tekad buat belanja juga ke Glodok. Rute yang paling mudah, naik Busway dari Kampung Rambutan. Dari Kampung Rambutan, pindah bus di Halte Kampung Melayu, dari koridor ini bisa oper lagi di Halte Matraman atau Senen. Bila memilih pindah di Halte Matraman, maka perlu sekali lagi ganti di Dukuh Atas. Sedangkan bila memilih Pindah Senen, maka perlu ganti bus di Halte Harmoni.

Tetapi, karena di Koridor VII sangat macet dan lama, dan ada keperluan lain juga di daerah Casablanca, maka gw dan kakak gw memutuskan untuk parkir di UNJ (Universitas Negeri Jakarta), dan naik TransJakarta dari Halte UNJ. Jalur kami ada di koridor IV dan tujuan akhir sampe di Dukuh Atas, sehingga kami cukup sekali tukar bus.

Nah, di Halte Dukuh Atas ini ada sebuah kejadian. Saat kami akan naik bus ke arah Grogol, ada seorang wanita yang baru turun. Dengan panik, ia melaporkan kepada petugas di Terminal bahwa ia kehilangan HP (handphone). Petugas itupun meminta supir bus untuk mundur kembali dan kemudian memeriksa satu-persatu penumpang di bus. Kejadian ini membuat antrian bus dibelakangnya menjadi panjang dan penumpang di halte pun terpaksa harus menunggu. Karena lama, beberapa penumpang pun mulai berkomentar.

“Ah, paling juga lupa tuh naro HP-nya dimana. Dulu ada tuh, orang tua yang nyari-nyari HP-nya (sambil memeragakan mencari di kantong baju dan kantong celana bagian kanan), terus bilang ilang, padahal ada di kantongan celana kiri.”

“Hmm, paling ketinggalan di rumah tuh HP-nya.”

“Yah, kalo malingnya udah turun di Terminal sebelumnya sih percuma aja.”

Dan komentar-komentar lainnya.  Tetapi, sepertinya walaupun telah dilakukan pemeriksaan tidak mendapatkan hasil. Pelajarannya adalah, hati-hati kalo naek busway 😀