Cerita Talang
By admin
Alkisah, seorang mahasiswa dari Universitas Trisakti bernama Aron harus menyelesaikan studinya. Untuk menyelesaikannya ia berhadapan dengan tugas akhir yang ia jalankan di Chevron Pasific Indonesia (CPI). Ia ditempatkan di Duri, sebuah tempat yang letaknya sekitar 3 jam dari Rumbai.
Untuk tempat ia tinggal, sebuah rumah di kompleks yang bernama Talang disiapkan untuknya. Talang merupakan kompleks perumahan paling jauh dibanding kompleks perumahan atau wisma lainnya. Sebuah rumah bernomor 14, dengan tiga kamar tidur yang diberi nama 14A, 14B, dan 14C, sebuah kamar mandi, sebuah dapur, dan tv kecil berukuran 14″ yang menemani di ruang tamu. Pertama datang, ia tinggal dengan seorang yang sedang mengerjakan thesis. Seorang pria cukup tua yang masih gagah dan bersemangat, Pak Daniel namanya.
Ketika itu, kehidupan di Talang masih sepi. Belum ada practical training yang lain. Tetapi Aron, dengan sifatnya yang supel berhasil mencari lebih banyak kenalan. Salah satunya Ajib, security dari kantor tempat ia menyelesaikan tugas akhirnya. Kemudian, datang teman baik Aron, Beck. Beck tidak ditempatkan di Talang, tetapi di Wisma SBQ, sebuah wisma yang lebih dekat dengan Mess Hall, tempat makan. Tetapi Beck jarang tinggal di wismanya, ia lebih memilih tinggal di Talang bersama dengan Aron. Dan berdatangan lagi practical training yang lain.
Sampai pada tanggal 6 Agustus 2007. Seseorang mengisi kekosongan kamar di Talang 14. Beck sudah diminta untuk tinggal di Talang saja dan menempati kekosongan di Talang 14A, tetapi ia menolaknya dan memilih tinggal di Talang 14C bersama Aron. Pria yang baru datang ini memperkenalkan diri sebagai Yosi. Dan sejak hari itu ia memulai petualangannya di Talang.
Kisah Awal Kerja Praktek
By admin
6 Agustus 2007,
Bangun pagi-pagi untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan liburan. Siap-siap baju dan sebagainya juga baru pagi itu. Pesawat take-off jam 11 siang. Tapi jam 9 udah disuruh siap di Bandara Halim Perdana Kusuma. Buat pergi ke bandara, gua dianterin sama kakak gua, Mas Aris, dan pacar gua, Nansy.
Karena baru siap-siap paginya, otomatis perlu waktu yang lebih lama dibanding kalo udah disiapin malam sebelumnya. Nah, kira-kira jam 8 kami baru bisa berangkat. Sebetulnya kalo udah tau pintu masuk dari Halim sendiri (belum ada yang tau soalnya) sih nggak apa-apa. Tapi karena harus cari pintu gerbangnya itu yang bikin rada panik.
Singkat cerita, jalan yang dipilih benar. Dan setelah tanya orang buat memastikan, sampai juga di Halim jam 8.40. Tunggu sampai jam 11, akhirnya berangkat juga pesawatnya.
Sampai di Pekan Baru, Riau, hmm bandara apa ya namanya. Lupa, hehehe. Gua bersama teman gua pergi ke Rumbai dulu buat lapor dan diberi pengarahan serta perlengkapan buat pergi ke lapangan. Sayangnya, kalo practical training yang lain kebanyakan disuruh nginep kalo dapet pesawat jam 11 (soalnya sampe di Rumbai udah jam 3an), kami di suruh langsung ke Duri. Alesannya karena nggak ada tempat penginapan, kerana lagi banyak pegawai juga yang lagi nginep di Rumbai. Jadinya kami terpaksa di minta langsung ke Duri jam setengah 4.
Melalui perjalanan sekitar 3 jam lagi, kami sampai juga di Duri. Dari Transport (tempat terminal busnya), kami langsung menuju Lobi Bekasap untuk meminta tempat penginapan. Gua mendapat tempat di Talang 14, dan temen gua di Talang 11. Hmm, cerita tentang talang mungkin bisa diceritain nanti lagi aja.